Jumat, 15 April 2011

KUMAHA ENGKE – ENGKE KUMAHA


Hei sahabat apa kabar ? Semoga masih mempunyai semangat yang tinggi dalam bekerja, belajar dan berusaha. Minggu ini saya dihadapkan oleh berbagai keadaan yang mengingatkan saya pada sebuah pilihan. Pernahkah anda familiar dengan “Kumaha Engke (Gimana Nanti)- Engke Kumaha (nanti Gimana)” Kata tersebut merupakan seperti ini pasti sering anda dengar “Ahhh Gimana nanti” atau Nanti Gimana ya ?”
Kali ini saya akan mengajak sahabat untuk melihat sebuah pelajaran dari dua frase tersebut. Saya belajar dari kasus perbedaaan pandangan seputar “Pernikahan”. Suatu saat saya berbicara mengenai tema pernikahan dia berpikir bahwa
“Yang penting Nikah aja dulu, Masalah Rezeki udah ada yang ngatur Miz! Kata temen saya. seorang temen saya
Sedangkan saya sangat berbeda “ Bentar kalo gw mah kalo bisa Nikah itu perlu planning (dari usia, anak, sekolah, masa tua dll)” bantah saya
“Iye gw th tapi kalo lo terus planning kapan nikahnya keburu Tua Bos, Yang penting gw udah siap semuanya” jawab Dia
“Jangan egois, kan lo jg punya istri anak dan keluarga yang kelak lo akan hidupi” jawab saya
“Ahhh kalo gw mah yang penting gw percaya dengan Tuhan” jawab Dia
“Iya gw tahu tapi jg perlu direncanakan jg jangan modal nekat” Saran saya
Dari peristiwa tersebut saya belajar tentang karakter dan perspektif yang berbeda dari sebuah kehidupan ada teman saya yang selalu mempunyai pendapat bahwa Kumaha Engke (Gimana Nanti) lebih cocok karena menurutnya jika kita berpikir untuk planning atau selalu berencana toh akhirnya akan berbeda juga, karena ada Tuhan yang telah mengaturnya.
Sedangkan pandangan tersebut sangat berbeda dengan saya yang termasuk orang yang selalu berencana, membangun strategi dan selalu berpikir untuk mendatang. Saya mempunyai alasan mengapa memilih Engke Kumaha (Nanti Gimana) karena rencana tersebut bisa kita laksanakan dengan waktu yang sudah kita tentukan dan meminimalisir kemungkinan terjadi hal yang tidak diinginkan.
Jika kita memaknai kasus di atas memang keduanya memiliki alas an yang bisa dipertanggung jawabkan yang satu Pasrah dengan keberadaaan Tuhan karena menganggap jalan hidup orang sudah ada yang mengatur dan saya sangat beranggapan berpikir dan membuat rencana jauh lebih menguntungkan.
Pelajaran yang saya ambil sahabat Kapan kita seharusnya berpikir KUMAHA ENGKE (Gimana Nanti) adalah jika kita sedang melakukan peristiwa yang mungkin berjangka pendek (short term) dan beresiko rendah kita bisa melakukannya. Tetapi untuk keadaaan yang sifatnya lama (Long Term) sebaiknya kita berpikri untuk ENGKE KUMAHA dengan melakukan planning terlebih dahulu baru jika ada kejadian yang di luar kehendak kita kita tawakal kepada Tuhan. Jauh lebih bagus lagi jika anda bisa mengintegrasikan 2 perspektif tersebut. Tetapi jika harus memilih anda akan memilih ? (KUMAHA ENGKE – ENGKE KUMAHA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar